Hujan akhir Desember itu
masih terasa berlinang
Seperti ada tamu datang
Menyiram gelisah
A
Aku di antara pemetik hikmah
Dari sebuah kepulangan
Kesadaran-kesadaran tergugah
Mendengar nasihat menggetarkan dari sebuah kematian
U
Untaian keharuman munajat
Berpacu dari berbagai arah
Untaian keluhuran wasiat
Terpahat rapi dalam rangkuman sejarah
L
Lamat-lamat terdengar sebuah kelalakar
Mendidik suasana gusar terasa segar
Baca juga :
G
Gitu saja kok repot! tutur Gusdur dengan wajah berseri-seri
Senyumnya manis menyiram api membakar ke sana ke mari
U
Usia cahaya masih benderang
Memasuki ruang demi ruang
Terus berenang menyingkap gelap hingga hilang
S
Serangkai kisah, petuah, hingga uswah
Menguatkan keyakinan jangan mudah patah
Perjuangan menyelamatkan manusia dan kemanusiaan
Harus senantiasa dikibarkan
Meski harus dilengserkan
"Tidak ada jabatan yang layak dipertahankan mati-matian!" ucap suara semilir meyakinkan
Jangan sampai perang menelan korban
D
Dalam kesendirian dan kerinduan
Kearifan demi kearifan ditularkan
Menjadi bekal menyikapi perbedaan
U
Untukmu wahai guru bangsa
Yang merangkul segenap warna tanpa sisa
Hingga ajal datang menjemput tanpa terasa
Meski kami tersiksa melepasmu terpaksa
R
Rangkullah berwarna arus dalam rahim lautan
Maka keluasan dan kedalaman
akan menjinakan pertikaian
Bukankah perbedaan adalah rahmat
Siapa yang sebenarnya berhianat?
Penulis : Muhammad Nur Taufiq, Alumni PKP NU IV PC LTN NU Bondowoso.
Editor : Gufron
Tags:
SENI BUDAYA