Pecaron, adalah salah satu destinasi wisata religi yang berada di kota Situbondo, Jawa timur (Foto : Tim Kreatif) |
Kini saya mencoba untuk mencari suatu hal yang bermanfaat dengan pemikiran yang tenang. Bermanfaat juga hal yang produktif, bagi saya. Misalkan, membaca buku, jalan-jalan dan wawancara agar ada hal baru yang bisa diserap.
Makam Syaikh Maulana Ishaq yang berada di Pecaron, Situbondo menjadi tujuan saya untuk mencari ketenangan dan wawasan baru. Karena kebetulan waktu itu Lutfi, sahabat saya mengajak tour ke makam Syaikh Maulana Ishaq bersama sahabat-sahabat lainnya.
Baca juga :
- Ternyata !!! Bukan Covid yang Mematikan
- Ahli Merokok Meninggal Mulia
- Ikuti Instagram Warta NU
- Jangan Lupa Add Facebook Warta NU
"Jangan lupa hadir hari Rabu, Dik. Sekalian ziarah ke Pecaron," kata Kak Lutfi pada saya.
"Siap, Kak. Pastinya saya hadir. Semoga tidak ada halangan," jawabku.
Saya dengan sahabat yang lain langsung berangkat ke lokasi setelah berkumpul di hari dan tempat yang sudah ditentukan. Makam Syaikh Maulana Ishaq yang menjadi tujuan saya itu sampai sekarang belum ada yang tahu akar sejarahnya.
Oleh karena itu, saya dengan sahabat-sahabat yang lain ingin wawancara untuk mengetahui akar sejarah yang sebenarnya tentang Syaikh Maulana Ishaq.
Sesampainya disana, kami langsung naik ke makam Syaikh Maulana Ishaq kemudian membaca tahlil dan ritual keagamaan lainnya.
Usai itu, sahabat Agil senior saya itu mencari seseorang yang benar-benar tahu sejarah dari Syaikh Maulana Ishaq. Namun, pencarian itu gagal. Tak putus asa, kami pun terus mencari.
Alhasil, kami menemukan seseorang yang benar-benar tahu sejarah tentang Syaikh Maulana Ishaq. Alhamdulillah.
Namanya H. Wahid. Beliau adalah orang yang paham betul sejarah Syaikh Maulana Ishaq. Orangnya ramah, baik hati dan bijaksana. Sebelum memulai wawancara, kami langsung disuguhkan makanan.
Istri beliau yang ikut menemani mulai bercerita tentang seseorang yang mempunyai anak. Dan, anaknya ini di kuliahkan di Fakultas Kedokteran.
Si anak tersebut mempunyai tiga orang teman yang cerdas dan kaya. Ia tidak secerdas dan sekaya teman-temannya itu. Ketika menjelang ujian, orang tuanya datang ke H. Wahid untuk meminta air yang dibacakan mantra.
Atas izin Allah SWT, Si anak Fakultas kedokteran itu menjadi semangat untuk belajar. Dari semangatnya itu, ia akhirnya bisa menyaingi temannya. Bahkan nilainya tertinggi daripada temannya itu.
H. Wahid ternyata memiliki kelebihan khusus. Saya percaya itu, karena dua orang diantara kami ditebak oleh beliau dengan benar.
Tawakkil, sahabat saya ditebak bisa melihat hal ghaib dan Kak Laeli ditebak pernah mengalami masalah keluarga sekitar sembilan bulan lamanya. Tebakan itu benar semua, sungguh luar biasa.
Melalui wawancara dengan beliau, kami pun mengetahui bahwa H. Wahid adalah keturunan orang-orang yang dekat dengan Allah SWT.
Penulis : Maulana Haris
Editor : Muhlas