Alm. K.H. Ahmad Ma'shum Zainullah Pengasuh Pondok Pesantren Nurut Taqwa, (Foto : Tim Kreatif) |
Para santri bersiap-siap membuka pintu pikiran dan batin
Engkau duduk di kursi seusai berjamaah subuh
Membacakan Tafsir Jalalain dan Riyadus Sholihin
Kabar saat ini, bukan lagi perihal kesungguhan
Melihatmu duduk menikmati cahaya kehangatan
Mengikuti setiap saran merawat kesembuhan
Meski diam-diam isyarat semakin mempersempit pertemuan
Namun gagal terbaca kepekaan
Baca juga :
Muhammad Nur Taufiq, Alumni PKP NU IV PC LTN NU Bondowoso |
Ketika engkau menghabiskan waktu memenuhi panggilan
Menjadi pelayan dengan ketulusan pelayanan
Mempertemukan bumi dengan langit hingga bermesraan
Mengenalkan jalan kebahagiaan menyelamatkan
Kabar saat ini, bukan lagi menyaksikan kenikmatan
Sepasang pandangan menghatamkan Alquran
Mendengar Kasidah Sa’duna Fiddunya disenandungkan
Bersimpuh atau bersujud menikmati penghambaan
Di lain waktu, ada ketabahan muthalaah kitab Salafunas Shalih
Atau menerima tamu dengan sambutan yang jernih
Kabar saat ini, bukan lagi suara bergairah
mengajak para jamaah berziarah
Tabarrukkan dari makbarah ke makbarah
Menadah aliran demi aliran berkah
Meyakinkan keraguan hinggu kecintaan merekah
Kabar saat ini adalah langit sedang kusut
Awan-awan membungkus matahari bercadar kabut
Seperti sedang menyiapkan upacara penyambutan
Pada seorang kekasih yang sudah waktunya menuju peristirahatan
Air mata yang dididik tabah perlahan lepas
Nasihat-nasihat kematian bertunas
Dalam setiap batin yang peka terhadap maut
Segera bergegas membaca usia menunggu saat-saat dicabut
Innalillahi wainna ilaihi rajiun
Selamat jalan, duhai penuntun
Meski keadaan belum sembuh menimang luka kenyataan
Aku memandang senyummu menikmati taman
Pada padang luas menyejukkan
Penulis : Muhammad Nur Taufiq, Alumni PKP NU IV PC LTN NU Bondowoso
Editor : Gufron
Tags:
SENI BUDAYA