Ust. Ahmad Basri Saifurrahman, S.H.I, M.H.I (Pembina PW JRA Jawa Timur) |
Mudah-mudahan Allah senantiasa memberikan taufiq dan hidayahnya, sehingga bisa mengerahkan semua rohaniah dan jasmaniah untuk semata-mata beribadah kepada Allah SWT. Maka, dengan demikianlah seseorang akan meraih semua hikmah dan manfaat dalam puasa khususnya.
Selanjutnya, diantara hikmah bulan puasa Rasulullah Saw bersabda,
صوموا تصحوا
Artinya : “berpuasalah kalian niscaya kalian akan sehat.”
kalimat tersebut tentu memiliki makna yang luas. Karena yang dimaksud bukan hanya sehat secara dhohiri, jasmani, fisik, psikis dan rohaniahnya. Akan tetapi semua yang ada pada diri seseorang akan direfresh oleh Allah SWT. Berkat berpuasa rohaniah menjadi sehat, jasmani menjadi sehat, psikisnya juga sehat, semuanya sehat.
Akan tetapi, perlu juga diperhatikan oleh setiap manusia. Apa itu?. Yakni, bagaimana cara dalam menuju puasa agar membuat diri menjadi sehat. Maka dari itu, ada beberapa langkah yang patut untuk lakukan dan harus dilaksanakan.
Baca Juga :
- Kultum Ramadan 1, Diantara Dua Kebahagian di Bulan Ramadan
- Puasaku, Puasa Anda dan Puasa Kita
- Puasa ; Syahrul Tarbiyah (Bagian Satu)
- Subcribe Chanel You Tube Kami 'Harokah Official'
Pertama, bagaimana saat berpuasa tetap harus terkoneksi dengan Allah SWT. Tentu, harus mengikuti aturan yang telah ditetapkan oleh Allah dan Rasulnya. Sebab, sejatinya berpuasa yang ditetapkan adalah dengan menghindari ghibah, menahan amarah. Juga, berpuasa harus memperbanyak zikir, memperbanyak salat, memperbanyak hal-hal yang membuat Allah ridho terhadap apa yang hambanya lakukan selama berpuasa.
Maka kalau hal-hal tersebut dilakukan, niscaya seorang tersebut akan mendapatkan keberkahan-keberkahan di bulan Ramadhan dari apa yang diterapkan.
Kemudian, keberkahan itu akan meresap dalam diri seseorang yang senantiasa menjaga amalan didalamnya. Serta, akan menjadikan dirinya lebih sehat lagi, lebih refresh lagi, dan akan menjadi lebih tersegarkan.
Dampak positifnya yang akan melekat dalam diri seseorang yaitu pribadinya yang sehat, baik secara psikis maupun yang lainnya.
Demikian pula secara jasmani, puasa yang telah dilakukan mulai dari sejak terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari. Menahan haus dan dahaga, menahan haus dan lapar. Sehingga, tubuh ini menjadi terservis dan terperbaiki lagi. Hingga akhirnya menjadi tubuh yang semakin sehat.
Kemudian, setiap aktivitas di bulan selain Ramadhan yaitu pada bulan bulan sebelumnya. Seseorang terkadang abai terhadap apa yang masuk dalam tubuhnya. Bahkan, sering mengabaikan waktu-waktu kapan tubuh harus mencerna makanan sebaik-baiknya. Misalnya, ada para pakar kesehatan yang mengatakan, bahwa tubuh manusia itu memiliki waktu terbaik untuk menyerap makanan. Kapan?. Tidak lain di waktu pagi hari kira-kira antara pukul 09:00-10:00 hingga siang hari pukul 11:00 dan 12:00. Itulah waktu terbaik, makanan terserap oleh tubuh.
Sedangkan, pada malam hari tepatnya selepas dari salat Isya’ sekitar pukul 20:00. Menurut pakar medis, hendaknya tubuh tidak diisi, tidak disuplay dengan sari-sari makanan yang akan memperberat fungsi tubuh bagian dalam khususnya. Untuk tidak dulu mencerna dan mengolah makanan, jika itu tetap dilakukan. Makanan yang masuk akan mengendap dan menyebabkan tumbuhnya penyakit pada tubuh.
Kemudian, di pagi hari setelah salat subuh adalah waktu dimana tubuh mengeluarkan kotoran. Sehingga wajar apabila sebagian besar di waktu tersebut terjadi proses Buang Air Besar (BAB). Karena, memang di saat itulah waktunya mengeluarkan apa yang menjadi beban kotoran di dalam tubuh.
Apabila ini terlaksana selama 1 bulan di bulan Ramadhan. Makan saat sahur ditata, kemudian berbuka bersegera sebagaimana anjuran dari Rasulullah Saw. Pada malam hari ditahan untuk tidak mengkonsumsi makanan berat, sehingga puasa seseorang tersebut akan berfungsi maksimal khususnya untuk Kesehatan. Maka, dengan itu seseorang akan benar-benar menggapai kesehatan sebagaimana petunjuk yang diajarkan oleh Rasulullah Saw.
Mungkin banyak yang sering bertanya di dalam benaknya, katanya puasa akan menyebabkan sehat?. Akan tetapi, ada kejadian kepada si Fulan yang ternyata pasca dari bulan puasa masuk bulan Syawal dirinya sakit, kolesterolnya bertambah, asam urat dan terkena penyakit-penyakit yang lainnya?. Aneh Bukan?. Tentu ini bukan puasanya yang salah. Akan tetapi, kaifiyah atau tata caranya dalam berpuasa. Maka, tidak menutup kemungkinan kehidupan si Fulan dalam kesehariannya di bulan Ramadhan masih belum sesuai dengan ajaran yang telah dianjurkan dan difatwakan. Terlebih dalam Proses mencerna dan mengkonsumsi makanan harus bener-bener dilakukan sesuai dengan fungsi yang telah dijelaskan oleh pakar di dunia medis.
Oleh karena itu, marilah puasa ramadhan ini digapai secara kesehatan, baik rohaniah maupun jasmaniah dengan memaksimalkan Ramadhan sebaik-baiknya. Bukan hanya rutinitas sebagaimana di tahun-tahun sebelumnya.
Ramadhan kali ini harus diniatkan untuk memperbaiki amal rohaniah, sekaligus memperbaiki fungsi tubuh jasmaniah. Sehingga, harapannya keluar dari bulan Ramadhan bukan hanya sehat secara rohaniah. Juga dapat menahan diri dari amarah, emosi, merasa jumawa, sombong dan seterusnya. Rohaniahnya sehat, jasmaniahnya juga sehat, tubuhnya kuat dan tegap serta dapat melaksanakan kewajiban-kewajiban sehari-harinya dengan sebaik mungkin.
Mudah-mudahan Allah memberikan Hidayah kepada pembaca sekalian dan memberikan kesehatan kepada para pembaca beserta keluarganya. Sehat secara rohaniah dan sehat secara jasmaniah. Aamiin.
Transkriptor : Haris
Editor : Gufron