Ilustrasi, seorang Hampa yang meminta pengampunan sang Tuhan |
Tiupan semilir angin sedikit demi sedikit menyibak dengan anggunnya jubah hitam beserta hijabnya
Pancaran menawan warna langit menampakkan begitu agung ciptaanNya
Jingga, abu-abu bercampur menjadi satu, menghasilkan warna ketenangan dalam kehidupan
Bayang liminasa hidup ketenangan mampir dalam otak dengan seribu konflik
Mohon ketenangan dalam raga dan hati Tuhan, lunglai rasanya jiwa, menghadapi konflik dengan cobaan menerjang.
Baca Juga :
- PR PMII Averroes STAI At-Taqwa Bondowoso Isi Moment MAPABA dengan Pelantikan
- Pasca Konferensi, Rayon Averroes Adakan Pelantikan dan Mapaba Lima
- Maksimalkan Vaksinasi Di Wringin, MWC NU Wringin adakan Gerakan Vaksinasi Massal
Cacian silih berganti datang atas nama personal
Kritik kejam tanpa belas kasihan dengan mudahnya menyapa
Jika bathin bisa berucap ingin rasanya beteriak ;
“Mengapa Tuhan? Hidup begitu menyesakkan dada, menguras tenaga, menambah beban pikiran dan jiwa, sudah ku lontarkan do’a seribu pinta, sangat merendah serendah-rendahnya sebagai hamba, tak ada bandingan secuilpun untuk menegakkan kepala dihadapanNya. Aku tak ada apa-apanya jika tak seizin Engkau ya Allah. Tuhan penggerak segala sector kehidupan, penjelma kasih sayang melebihi luasnya samudera dan lautan.”
Manusia tak ada malunya, meminta seluruh dunia, menjauhi akhiratnya
Dimana letak urat malunya?
Selalu saja, manusia banyak omong dan pinta, dangkal iman dan kejujurannya. Tak malukah pada sang Pencipta alam semesta?
Sedang ku tatap bintang, secuil harapan menjemput asa dengan bingkai kasih sayang
Adakah salah dari seorang hamba, yang meminta siang malam pada Rabb-Nya? Demi kemudahan hidup dari pahitnya kehidupan semacam empedu, perihnya perjalanan semacam sayatan pedang, serta peliknya finansial
Adakah salah dari seorang hamba, yang menangadahkan tangan meminta finansial, harta dan tahta pada Tuhan yang Maha Kaya?
Meminta mulai dari sebiji padi sampai seluruh seisi bumi. Ahh… manusia, serakah, tamak, tak ada malunya, selalu meminta dunia, minim iman dan akhiratnya.
Baca Juga : Dosa to Surga, Amal Kebajikan to Neraka
Tak bisakah pikirkan akhirat walau seditik saja? Tuhan sudah sangat baik rasanya, memberimu asa hidup sekian tahun lamanya, memberimu sekodi beras setiap harinya
Tak bisakah bersyukur walau hanya seucap hamdalah wahai manusia? Tuhan ciptakan kamu dengan begitu sempurna, memberimu organ dan sel dengan fungsi yang sangat luar biasa, memberimu getar rasa ketika cinta menyapa, memberimu rasa takut bila konflik bersemai dengan masa
Tak apa kamu menjadi hamba seribu pinta, asal syukur tak luput dan tak lupa kamu lontarkan pada Tuhan dan semesta.
Penulis : Iffah Annisa’ Santri PPI Nurul Burhan Putri Al-Iffah 2, Badean Bondowoso
Editor : Muhlas