Syekh Mahfuz ibn ‘Abdullah ibn ‘Abdul Mannan at-Tarmasi, (Foto : Tim Kreatif) |
Mengutip dari buku berjudul “Guru Orang-orang Pesantren” terbitan Pustaka Sidogiri Benteng Ahlussunnah wal Jamaah, ulama kenamaan asal Jawa Timur ini sejak kecil sudah mendapatkan pendidikan intensif dari ayahnya, KH. ‘Abdullah. Padanya, Mahfuz kecil belajar tentang al-Qur’an, mulai dari cara membaca dan lain sebagainya.
Selain itu, KH. ‘Abdullah juga mengajarkan beberapa kitab kuning pada Mahfudz kecil, salah satu kitab yang diajarkannya yaitu kitab Fathul Mu’in, Fathul Wahhab, Syarh asy-Syarqawi, Minhajul Qawi, Syarh ibn Qasim, dan Sebagian Tafsir al-Jalalain (sampai surat Yunus).
Baca Juga :
- Turba PWNU, KH Marzuki Mustamar Ajak NU Perhatikan Guru Ngaji
- PWNU Jawa Timur Konsolidasikan Jam'iyyah Melalui Turba
- Bangkitkan Seni dan Budaya di Tengah Pandemi Covid-19, Lesbumi Bondowoso Adakan Festival Pelajar
Pendidikan Syekh Mahfuz Termas selain kepada ayahnya, KH. ‘Abdullah, beliau juga nyantri di salah satu pondok pesantren Semarang, Jawa Tengah yang waktu itu diasuh oleh KH. Muhammad Salih bin ‘Umar atau yang lebih dikenal dengan Mbah Sholeh Darat.
Pada Mbah Sholeh Darat, Syekh Mahfuz Termas belajar kitab Syarh al-Hikam dan Tafsir al-Jalalain sampai dua kali khatam. Selain itu, beliau juga belajar kitab Wasilatut Tullab pada Mbah Sholeh Darat.
Untuk menyempurnakan ilmunya, Syekh Mahfuz Termas kembali lagi ke Mekkah setelah menyelesaikan pendidikannya di pesantren. Selama di Mekkah, Syekh Mahfuz Termas mendapatkan didikan dari ulama kenamaan, baik yang berasal dari Timur Tengah ataupun Indonesia.
Guru-guru Syekh Mahfuz Termas selama di Mekkah antara lain sebagai berikut:
- ‘Umar ibn Barakat asy-Syami yang mengajarkan Syarh Suduruz Zahab li ibn Hisyam.
- Musthafa al-‘Afifi yang mengajarkan Syarh Jam’il Jawami’ lil Mahalli dan Mughnil Labib.
- Ahmad al-Minsyawi yang mengajarkan ilmu tajwid, Qira’ah ‘Ashim, dan sebagian Syarh ibn al-Qasih ‘ala asy-Syatibiyyah (tidak sampai khatam).
- Sayyid Husain bin Muhammad al-Habsyi yang mengajarkan kitab Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim.
- Muhammad Sa’id Ba Basa’il yang mengajarkan kitab Sunan Abi Dawud, Sunan at-Tirmidzi, dan Sunan an-Nasa’i.
- Sayyid Muhammad Amin bin Ahmad Ridwan al-Madani yang mengajarkan kitab Dala’ilul Khairat, al-Ahzab, al-Burdah, al-Awwaliyyat, al-Ajluni, dan al-Muwatta’.
- Sayyid Abu Bakar bin Sayyid Muhammad Syatha, guru utama Syekh Mahfudz Termas yang mengajarkan kitab I’anatut Thalibin karya gurunya tersebut dan kitab lainnya. Dari beliau Syekh Mahfuz Termas mendapatkan ijazah sebagai Musnid (penyampai mata rantai) hadits al-Bukhari ke-23.
Selain itu, Syekh Mahfuz Termas juga terbilang produktif dalam menghasilkan karya. Di setiap karyanya, Syekh Mahfuz Termas tidak pernah lupa mencantumkan nama tempat kelahirannya, yaitu “at-Tarmasi”. Karya-karyanya itulah yang kemudian sangat berperan dalam mengangkat nama dan popularitasnya ke berbagai negara.
Baca Juga :
- Perkaya Pengetahuan Riset dan Pengabdian Masyarakat, PC LPTN NU Adakan Workshop
- Anak Petani Dengan Gelar Imam Al-Suyuti
Di antara karya-karyanya yang telah diterbitkan adalah as-Siqayatul Mardiyyah, Minhatul Kimiriyyah, al-Badrul Munir, Tanwirus Shadr, Insyirahul Fu’ad, Ta’mimul Manafi, al-Fu’ad at-Tarmasiyyah, Kifayatul Mustafid, ar-Risalah at-Tarmasiyyah, dan Hasyiyah Takmilah Minhajil Qawim Nailul Ma’mul, dan masih banyak yang lainnya.
Kitab Syekh Mahfuz Termas itu banyak dikaji dan dijadikan materi pelajaran di berbagai negara Islam, termasuk Indonesia, Malaysia, Singapura dan negara Asia Tenggara lainnya.
Ulama asal Jawa Timur ini sangat alim, produktif dalam menghasilkan karya, sehingga membuatnya banyak menyandang gelar, salah satunya gelar yang diberikan oleh Syekh Muhammad Yasin al-Fadani (Padang). Beliau memberinya gelar pada Syekh Mahfuz Termas dengan gelar al-‘Allamah, al-Muhaddits, al-Musnid, al-Faqih, al-Ushuli, dan al-Muqri’.
Aktifitasnya selain menulis karya atau mengarang kitab, Syekh Mahfuz Termas juga mengajar di Babus Shafa, Masjidil Haram. Di antara banyak muridnya, tidak sedikit yang berasal dari Indonesia, tanah kelahiran Syekh Mahfuz Termas.
Di antara murid-muridnya yaitu adiknya sendiri, KH. Hasyim Asy’ari Tebuireng, KH. Abdul Wahhab Hasbullah, KH. Bisri Syansuri (Muassis ataupendiri NU), KH. Daihar Watucongol, KHR. Mas Kumambang Surabaya, KH. Mas Mansyur, KH. Dimyati, KH. Ahmad Dahlan Semarang, KHR. Asnawi, Syekh Sa’dullah al-Maimani (mufti Bombay, India), Syekh Ahmad bin ‘Abdillah (ahli qira’ah Siria), dan Syekh Isma’il al-Kalantani (Kelantan, Malaysia).
Pada hari Sabtu tanggal 1 Rajab 1338 H / 20 Maret 1920 M, Syekh Mahfuz Termas wafat menjelang Maghrib. Pada waktu itu, usia Syekh Mahfuz Termas 52 tahun. Jenazahnya dimakamkan di pekuburan Ma’la, di dekat makam Siti Khadijah dan makam Syekh Abu ‘Abdul Mu’thi Muhammad Nawawi Banten.
Baca Juga : Syekh Nawawi Banten, Guru Muassis NU dan Pengarang Kitab
Wallahu a'lam bis shawab
Bibarokati Syekh Mahfuz Termas al-Fatihah...
Penulis : Muhlas, Santri Ponpes Miftahul Ulum Tumpeng
Editor : Gufron