Silaturrahim PB PMII kepada PBNU disambut langsung oleh KH. Yahya Cholil Staquf dan sejumlah pengurus Tanfidziyah yang mendampingi Gus Yahya (Foto : Istimewa) |
Berawal dari forum tertinggi Nahdlatul Ulama yaitu Muktamar NU ke-33 tahun 2015 di Jombang sampai Muktamar NU ke-34 di Lampung sebulan yang lalu.
Baca Juga :
- Sempat Gagal, MTs NU 01 Maesan Akhirnya Adakan Reuni Alumni
- Sambut Harlah NU ke-99 H, IKSASS Sukorejo Himbau Khotmil Qur’an
- Road Maps Pendidikan Syaikhona Cholil Bangkalan
Menanggapi hal itu, Ketua Umum Pengurus Besar (PB) PMII, M. Abdullah Syukri didampingi Sekretaris Jenderal, Muhammad Rafsanjani dan Bendahara Umum, Panji Sukma Nugraha berkunjung ke Ketua Umum terpilih Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf seminggu yang lalu, Senin (17/01).
Sebagaimana dikutip dalam channel youtube TVNU TelevisiNahdlatul Ulama, M. Abdullah Syukri yang kerap disapa Gus Abe itu menyatakan kunjungannya ke KH Yahya Cholil Staquf adalah untuk silaturrahim setelah Gus Yahya terpilih sebagai Ketua Umum PBNU.
“Tujuan kita untuk silaturrahim sembari ngobrol tentang NU dan PMII,” katanya seusai Sowan Ketum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf.
Ditanya soal apakah ada rencana mengembalikan PMII menjadi Banom NU usai Sowan, Gus Abe mengatakan bahwa PMII adalah NU, namun secara struktural PMII independen.
“Secara hubungan organisasi, PMII melalui Kongres di Pondok Gede menyatakan ada hubungan interindepensi dengan Nahdlatul Ulama. Secara substansial, peta gerakan, ideologi, sejarah dan faktanya juga ketika ada hajat NU ataupun kepengurusan NU selalu elemen PMII menjadi salah satu unsur penting di situ,” ujarnya.
Mengenai wacana PMII akan kembali menjadi Banom NU, Gus Abe membeberkan bahwa wacana itu berkembang dan dibahas oleh Komisariat, Cabang, Koordinator Cabang dan Senior.
“Tapi yang memutuskan bagaimana kembalinya (PMII menjadi Banom NU) itu adalah Kongres, bukan saya,” bebernya.
Selain bersilaturrahim ke PBNU, PB PMII juga sedikit menyinggung tetang kembalinya PMII menjadi Banom NU |
Alasan-alasan itu nantinya, kata Rafsanjani, akan dibahas secara formal dalam Kongres PMII.
“Kita selalu ditanya, “Masuk NU atau jangan?” Saya jawab dulu apa alasan kita harus masuk atau alasan kenapa kita jangan masuk. Nah, saya ingin sahabat-sahabat itu menumpahkan argumen biar kita tahu seperti apa alasan sahabat di masing-masing daerah,” katanya, menjelaskan.
Baca Juga :
- PBNU Umumkan Pelaksanaan Muktamar NU Ke-34 Di Lampung
- Hari Guru Nasional dan Keta'dziman Kiai Kholil Bangkalan
Rafsanjani membenarkan apa yang dikatakan oleh Ketum PB PMII, Gus Abe, bahwa secara de facto PMII adalah NU.
“Kita NU lahir batin. Tapi kalau secara de jure, itu keputusan Kongres yang nanti tidak hanya diputuskan oleh PB PMII melainkan semua pengurus cabang dan PKC,” pungkasnya. (*)
Penulis : Muhlas
Editor : Gufron