Nilu Dian Apriliana, Ketua Pimpinan Komisariat Pondok Pesantren (PKPP) Ikatan Pelajar Puteri Nahdahtul Ulama (IPPNU) Nurul Ulum, Cindogo, Tapen. |
Tentu, banyak pemahaman yang berbeda muncul melalui cerita tersebut. Bagaimana kedua santri yang berbeda karakter dan sudut pandangnya dalam menerima sebuah pesan (perintah) dari gurunya. Oleh karena itu, melalui cerita dapat kita ambil hikmah terbesarnya. Santri yang teguh pendirian akan apa yang diperintahkan kepada gurunya justru akan lebih merasakan bagaimana barokah yang diberikan.
Sedangkan, santri yang selalu berpacu kepada pemikirannya sendiri tidak patuh akan perintah gurunya. Akan mendapat sesuatu hal yang tidak bisa diduga. Bahkan, membuat semuanya tidak sesuai ekspektasi. Sehingga, hanya rasa kesal dan kecewa yang dirasakan.
Maka, sebagai seorang santri rasa ta’dziman wa ta’atan harus tetap dikedepankan. Karena tentu dan pasti seorang guru kerap lebih mengetahui apa yang akan terjadi pasca perintah tersebut dilaksanakan. Lebih mengetahui terhadap apa selanjutnya yang terjadi. Melalui tirakat guru, melalui istiqomah sambutan rohani dan jasmani sanad keilmuan dan perjuangannya.
Baca Juga : Hamba Seribu Pinta
Semoga kita semua menjadi santri yang mempunyai akhlak baik dan sangkaan yang baik (husnudzan) kepada guru-guru kita. Sehingga, dapat merasakan bagaimana barokah yang mengalir kepada kita semua. Aamiin.
Penulis: Nilu Dian Apriliana, Ketua Pimpinan Komisariat Pondok Pesantren (PKPP) Ikatan Pelajar Puteri Nahdahtul Ulama (IPPNU) Nurul Ulum, Cindogo, Tapen.
Editor: Haris